Palestina Versus Israel: Potret Jalinan Yang Tidak Pernah Baik
pulautidungmute.com - Perang di antara sayap membawa senjata Hamas dan Israel kembali pecah. Hamas mengatakan jika mereka sudah mengawali 'Operasi Al-Aqsa'. Lebih dari 5.000 roket ditembakkan dari Lajur Gaza ke Israel pada Sabtu (7/10/2023). Shooting roket dikeluarkan dari lokasi-lokasi di Gaza semenjak pagi waktu di tempat.
Bersambungnya ketidakadilan dan penganiayaan yang menerpa masyarakat Palestina jadi argumen dibalik keadaan yang eksplosif ini dan tiadanya perdamaian dan keamanan di teritori.
Kementerian Kesehatan Israel memverifikasi jika minimal 779 orang cedera dan dibawa ke rumah sakit. Seorang wartawan AFP di Gaza memberikan laporan suara alarm meraung-raung di Israel. Militer Israel mengatakan warga untuk selalu ada di dekat tempat pelindungan bom.
Gempuran Hamas ini adalah yang terparah semenjak perang selama 10 hari di tahun 2021 .
Mayor Jenderal Ghassan Alian dari IDF menjelaskan jika Hamas sudah lakukan kekeliruan besar, yaitu buka "gerbang neraka" di Lajur Gaza. Karena hal tersebut, dia memperjelas jika faksinya akan membuat Hamas kapok.
Mengenal Hamas
Hamas ini diputuskan sebagai barisan teroris oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Inggris, dan beberapa negara lain. Hamas disokong oleh Iran yang memodalinya dan sediakan senjata dan training.
Ada kemelut stabil di antara Israel dan Hamas, tetapi gempuran Hamas di hari Sabtu terjadi tanpa peringatan. Hamas tembakkan beberapa ribu roket ke Israel sementara beberapa puluh militan Hamas menerobos tepian dan menggempur komune Israel, tewaskan beberapa puluh masyarakat sipil dan menarik yang lain.
Israel langsung memperlancar gempuran udara, menjelaskan jika mereka menarget beberapa situs militan di Gaza. Beberapa petinggi di tempat menjelaskan lebih dari 200 orang meninggal.
Hamas dibangun di tahun 1987 sepanjang Intifada Pertama, perlawanan Palestina menantang pemerintah Israel. Maksudnya untuk membangun negara Islam di Palestina.
Hamas sekarang ini memerintah Lajur Gaza, daerah Palestina di pantai Mediterania timur. Sesudah memenangi pemilu legislatif Palestina 2006, Hamas kuasai Gaza di tahun 2007 sesudah perselisihan kekerasan dengan pesaingnya, Fatah. Semenjak waktu itu, Hamas sudah jadi kewenangan de facto di Gaza, sedangkan Fatah memerintah Pinggir Barat. https://www.pulautidungmute.com/
Kilas Kembali Hubungan Israel-Palestina
Palestina dan Israel memang diketahui memiliki jalinan yang tidak serasi.Perselisihan di antara Israel dan Palestina didasari oleh Claim ke-2 bangsa itu atas daerah yang masih sama, yaitu Palestina. Oleh karena itu, kedua pihak sudah sejak lama berperang untuk merebutkan daerah ini.
Sejarah Mengatakan Kekuasaan Wilayah Palestina Selalu Bermasalah
Kewenangan Nasional Palestina Dibangun dan sepanjang enam tahun selanjutnya membuat sebuah jaringan. jalinan ekonomi dan keamanan dengan Israel, yang dikatakan sebagai daerah otonom sarat dengan administrasi berdikari. Di tahun 2000, jalinan ke-2 nya lebih buruk dengan pecahnya Intifada Al-Aqsa yaitu sebuah eskalasi cepat perselisihan Israel-Palestina. Kejadian berkurang di tahun 2005, dengan rekonsiliasi dan gencatan senjata.
Keadaan jadi lebih sulit dengan pemecahan Kewenangan Palestina di tahun 2007, pemecahan pihak Fatah dan Hamas yang dibarengi kekerasan, dan pengambilalihan Lajur Gaza oleh Hamas. Pengambilalihan Hamas menyebabkan pemecahan keseluruhan di antara Israel dan pihak Palestina di Lajur Gaza, menggagalkan semua jalinan terkecuali suplai kemanusiaan yang terbatas.
Dari segi ekonomi, di tahun 2015, PDB per kapita Israel lebih dari US$35.000 dan tingkat kemiskinan capai 5%. Israel menjaga mata uang yang kuat dan memiliki pelindungan hak property terbaik dari semua mekanisme ekonomi di Timur tengah. Israel ialah anggota Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), dan dikenal juga sebagai "negara wiraswasta".
Karena perselisihan Israel-Palestina, Palestina belum sanggup membuat mekanisme ekonomi yang berdikari seutuhnya. Investasi asing langsung nyaris tidak ada. Di tahun 2019, Israel menempati rangking ke-19 dalam rangking Index Pembangunan Manusia PBB dari 189 negara, dan Palestina ada di rangking 115.
Kecemburuan Israel Atas Pertumbuhan Ekonomi Dari Palestina
Dari segi Politik, jalinan politik ini disudahi pada perselisihan di antara Israel dan Palestina. Perselisihannya ialah berkenaan apa masyarakat Palestina bisa membuat negaranya sendiri dalam pemerintah di daerah yang sekarang ini terkuasai Israel. Palestina, pada beberapa tahun saat sebelum 1948, adalah sebidang tanah yang dikitari oleh Sungai Yordan, Mesir, Laut Mediterania, Suriah, dan Lebanon.
Bentrokan berkenaan daerah tertentu ini ada karena ada ketidaksamaan pandangan berkenaan siapakah yang memiliki claim resmi atas tanah itu. Menurut orang Yahudi, Alkitab Ibrani mengatakan jika Palestina sudah janji ke mereka oleh Tuhan. Palestina kekinian ialah Israel kuno.
Karena itu, beberapa orang Yahudi memiliki claim kuno atas tanah itu. Tetapi, warga Arab Palestina tidak ingin dan tidak sanggup mengaku claim mereka atas Israel. Beberapa orang Palestina yakin karena akibat mereka belakangan ini kuasai tanah itu, karena itu tanah itu harus terus jadi milik mereka.
Perselisihan yang terus-terusan di antara Israel dan Palestina berkenaan ketidakjelasan mereka untuk mengaku claim faksi lain atas daerah itu sudah menyebabkan kekerasan dan ketakstabilan sepanjang tahun di daerah itu.
Luas tempat yang mengakibatkan perselisihan politik di antara Israel dan Palestina berpengaruh pada jalinan internasional. Israel/Palestina berada vital di persilangan Asia, Eropa, dan Afrika. Ini mengakibatkan Amerika Serikat dan beberapa negara lain berpadu dengan keinginan temukan jalan keluar atas perselisihan itu. Tetapi, penuntasan perselisihan sekarang masih tidak dapat ditegaskan.
Israel dan Amerika Serikat memandang perlakuan militer Hamas sebagai invasi teroris, dan menyebutkan pertahanan nasional Israel sebagai argumen atas tanggapan militer yang agresif pada Israel. Di lain sisi, masyarakat Palestina melihat perlakuan militer Israel sebagai terorisme yang disokong negara. Ke-2 faksi terus menanggung derita korban jiwa bersamaan secara bersambungnya kebuntuan berkenaan hak teritorial di daerah itu. Perselisihan ini semakin makin tambah meluas ke komune regional dan internasional, dan kedua pihak memperoleh support dan kontribusi militer.